Senin, 13 Februari 2012

budi daya walet

>> Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu
>> Budidaya walet ternyata bisa dengan biaya yang terjangkau. Ini sudah saya
>> praktekkan 2 tahun belakangan ini. Yakni saya memanfaatkan bekas kamar
>> tidur. Saya merehab kamar tidur menjadi kamar walet. Biaya yang saya
>> keluarkan pun hanya puluhan juta saja, yakni untuk merehab
>> ruangan;..membikin papan sirip tempat walet bersarang, membeli ember-ember
>> untuk air sebagai sarana kelembapan, membeli paralon/ pipa PVC 4 inc untuk
>> ventilasi udara, dan membeli seperangkat audio untuk memanggil walet harus
>> dengan suara tiruan.
>> Pengeluaran harian tidak ada sebab walet mencari makan sendiri. Hasil yang
>> saya peroleh, bisa panen sarang walet 1 kg setiap 3 bulan. Hasil panen
>> dihargai 1 kg Rp 10 juta rupiah. Ini karena kualitas sarang yang belum
>> bagus.
>> Anggapan selama ini, bahwa budidaya walet harus mengeluarkan dana yang
>> besar, ternyata sekarang sudah tidak relevan lagi. Ilmu walet juga selama
>> ini dirahasiakan. Namun setelah seorang teman memberikan informasi untuk
>> membuka www.duniawalet.com, situs tentang walet yang rasional, jujur dan
>> pemiliknya seorang muslim, saya memperoleh wawasan yang segar, dan
>> akhirnya
>> saya mencoba mempraktekkan budidaya walet dengan biaya yang terjangkau.
>> Alhamdulillah saya sekarang sudah memetik hasilnya.
>> Ini sebagai usaha alternatif di tengah persaingan bisnis yang begitu
>> ketat.
>> Budidaya walet dengan biaya murah, bisa dengan membangun bangunan dari
>> batako saja, dengan ukuran minimal 4 meter X 5 meter, satu atau dua
>> lantai.
>> Di Kalimantan, bangunan walet hanya terbuat dari papan atau Calsibut
>> dengan
>> menggunakan tiang kayu ulin.
>> Kesimpulannya, budidaya walet bukan monopoli orang kaya atau golongan
>> tertentu saja. Sudah saatnya, karunia Allah ini bisa kita manfaatkan
>> sebagai
>> lahan bisnis alternatif untuk memperoleh rizki Nya. Semoga info ini
>> berfaedah.
>> Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar